Pengertian Filsafat ilmu dan filsafat dasar menurut para ahli



        OBJEK MATERIL FILSAFAT MENURUT PARA AHLI
                                   FILSAFAT ILMU
                Dosen pengampu : Andik Wahyun Muqoyyidin, M.PdI


                          Unipdu.png


            Disusun Oleh :
1.      Abdurrahman Aufa  (1116100)

                                    PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
                                      FAKULTAS AGAMA ISLAM
       UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
                                                          2016

PEMBUKAAN :
     Filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.[1]
             Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan
             Filsafat juga tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
             Filsafat juga dapat diartikan sebagai suatu cara berpikir dan mersa sedalam-dalamnya terhadap segala sesuatu. Filsafat juga melakukan hubungan erat dengan penyelidikan terhadap nilai atau martabat dan tindakan manusia. Tidak hanya itu, filsafat juga menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak, mendalam tapi tidak berubah. Karena begitu luasnya kajian pengertian filsafat, maka kami mencoba mengangkat dan mengertikan filsafat dalam bentuk makalah


PEMBAHASAN :
PENGERTIAN FILSAFAT SECARA ETIMOLOGI :
 Kata filsafat padanan dari bahasa arab falsafah dan bahasa inggrisnya philosophy . kata filsafat sendiri berasal dari bahasa yunani philosophia, yakni gabungan dari kata “philos” yang artinya cinta , dan  shopos” berarti kebijaksanaan, dengan kata lain filsafat adalah cinta pada kebijksanaan,[2] kearifan atau pengetahuan (wisdom). Secara etimologi filsafah berarti cinta kepada kebijaksanaan, kearifan atau pengetahuan (love of wisdom).[3]
 Menurut Cicero (106-43SM), penulis Romawi menyatakan bahwa orang yang pertama memakai kata-kata filsafat adalah pitagoras (582-496SM), sebagai reaksi terhadap cendekiawan pada masanya. Menurut pitagoras manusia hanya mencari kebijaksanaan (filsuf) dan tuhanlah yang memiliki kebijaksanaan. Tiap-tiap orang yang mengalami kesukaran-kesukaran dalam memperolehnya dan meskipun menghabiskan umurnya, namun dia tidak akan mencapai tepimya. Kemudia Socrates (470-399SM) lebih memperkenalkan kata filsafat melalui metode dialegtika dan deduktif-spekulatif transendental.[4]
Sementara itu, pengertian objek material secara umum adalah segala sesuatu yang ada (realita) sesungguhnya. Sedangkan secara khusus, objek materil filsafat adalah adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum. Dalam gejala ini jelas ada tiga hal menonjol, yaitu manusia, dunia, dan akhirat.



OBJEK MATERIAL FILSAFAT MENURUT PARA AHLI :
1.Plato
            Filsafat adalah ilmu yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang sebenar benarnya (hakikat) tentang segala sesuatu yang ada. Seluruh filsafat plato bertumpu pada ajaran dunia ide.[5] Plato mengajarkan bahwa dunia yang kelihatan, hanyalah merupakan bayangan dari dunia yang sungguh-sungguh, yaitu dunia ide-ide yang abadi. Jiwa manusia berasal dari dunia ide-ide. Jiwa di dunia ini terkurung di dalam tubuh. Keadaan ini berarti keterasingan. Jiwa kita rindu untuk kembali ke “surga ide-ide. Kalau jiwa mengetahui sesuatu, pengetahuan inilah yang bersifat “ingatan”. Jiwa pernah berdiam dalam kebenaran dunia ide-ide, dan oleh karena itu pengetahuan mungkin berasal dari “mengingat”.
            Filsafat Plato merupakan perdamaian antara ajaran parmenides dan ajaran herakleitos. Dalam dunia ide segala sesuatu abadi, dalam dunia yang kelihatan, dunia kita yang tidak sempurna, segala sesuatu mengalami perubahan. Filsafat Plato dikenal sangat dalam dan sangat luas dan meliputi logika, epistemologi, antropologi, teologi, etika, politik, ontologi, filsafat alam dan estetika.[6] Objek materil menurutnya adalah manusia itu sendiri.
2.Socrates
            Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau berupa perenungan terhadap azas-azas dari keidupan yang adil dan bahagia. Socrates menyatakan bahwa akal budi harus menjadi norma terpenting untuk tindakan kita. Dengan pemikiran filsafatnya ia selalu berusaha menyelidiki manusia secara keseluruhan yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah, dimana keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut banyak nilai yang dihasilkan.[7]
            Dalam kasus situasi yang kacau Socrates tampil karena filsafat untuk menghadapi pengaruh kaum sophis. Metode yang dipakai Socrates untuk menghadapi kaum sophis itu dikenal dengan metode dialektis-kritis (dialektika), yaitu “dialog antara dua pendirian yang bertentangan” . sedangkan sifat kritis itu berarti Socrates tidak mau menerima begitu saja sesuatu pengertian dari orang yang dianggapnya ahli dalam suatu bidang tertentu.[8]
3.Aristoteles
            Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika,retorika,logika,etika,ekonomi,politik dan estetika (filsafat keindahan).[9] Aristoteles adalah murid dari Plato. Meskipun ia merupakan seorang murid dari Plato tetapi banyak hal ia tidak setuju dengan Plato. Plato berpendapat tentang tetap dan menjadi, sedangkan Aristoteles menerima yang berubah dan menjadi, yang bermacam-macam bentuknya yang semuanya itu berada dalam dunia pengalaman sebagai realita sesungguhnya.[10]
            Aristoteles berpendapat bahwa ide-ide tidak terletak pada “Surga” di atas dunia ini, melainkan justru di dalam dunia ini sendiri. Setiap benda di dunia ini terdiri dari dua unsur yang tak terpisahkan, yaitu materi (hyle) dan bentuk (morfe). Bentuk-bentuk dapat dibandingkan dengan ide-ide dari Plato , tetapi pada Aristoteles ide-ide ini tidak dapat dipikirkan lagi lepas dari materi. Materi tanpa bentuk tidak ada. Bentuk-bentuk “bertindak” di dalam materi. Bentuk-bentuk memberi kenyataan kepada materi dan sekaligus memberi tujuan dari materi.[11] Filsafat Aristoteles sangat sistematis. Sumbangannya kepada Ilmu pengetahuan besar sekali meliputi bidang logika,etika,politik,metafisika,psikologi dan ilmu alam.[12]
4.Al-Kindi
            Filsafat menurut Al-Kindi adalah ilmu tentang kebenaran (hakikat) segala sesuatu menurut kesanggupan manusia, yang mencakup ilmu ketuhanan (rububiyyah), ilmu keesaan (wahdaniah), ilmu keutamaan (fadhilah),dan ilmu tentang semua cara meraih maslahat dan menghindar dari madharat. (material), sedangkan menurut beliau sendiri, objek kajian filsafat (material) adalah segala sesuatu yang terpampang secara jelas wujudnya dan dapat dilihat oleh mata kepala sendiri.
 Tujuan seorang filosofis bersifat teoritis, yaitu mengetahui kebenaran praktis dan mewujudkan kebenaran tersebut dalam tindakan. Semakin dekat kepada kebenaran makaakan semakin dekat pula pada kesempurnaan.Menurut Al-Kindi, filsafat merupakan ilmu yang amat mulia di atas ilmu-ilmu yang lain. Dan kemulian yang tertinggi dari berbagai macam cabang filsafat adalah filsafat pertama, yaitu ilmu kebenaran pertama yang menjadi penyebab setiap kebenaran.[13]
5.Al-Farabi
            Menurut beliau, Filsafat adalah Ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat dari segala sesuatu secara radikal dan sebenar-benarnya. Beliau merupakan seorang filsuf muslim yang memiliki ide-ide brillian dalam perkembangan ilmu filsafat khususnya pada masa skolastik.[14] Hal ini menunjukkan bahwa beliau sangatlah terfokus pada filsafat tentang objek material .
6.Harun Nasution
            Pendapat beliau, bahwa Filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dan bebas (tidak terikat tradisi, agama, atau dogma) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar (radix; akar) persoalan.[15] Setiap tokoh memiliki ciri khas pemikiran dan latar belakang pemikirannya masing-masing. Bila tidak berlebihan, dapat dikatakan bahwa titik tolak pemikiran Harun Nasution adalah pemikiran Mu’tazilah yang sudah diupamnya. Fauzan Saleh mengatakan bahwa pemikiran Mu’tazilah tersebut diperkenalkan oleh Harun Nasution secara lebih komprehensif. Inti pembaharuan pemikiran Harun Nasution sebenarnya tidak jauh berbeda dengan para pendahulunya yaitu menekankan tentang ijtihad. Akan tetapi Harun Nasution sudah masuk dalam tataran pembahasan yang sudah lebih mendalam tentang teologi.[16]
7. Harold H. Titus
            Dalam bukunya, Living Issues In Philosophy: An Introductory Text Book Mendefinisikan filsafat bertolak dari beberapa sudut pandang yang saling melengkapi, yakni:
Filsafat adalah suatu sikap terhadap hidup dan alam semesta (phylosophy is an             attitude toward life and the universe) . Filsafat adalah sikap berfikir yang             melibatkan usaha untuk memikirkan masalah hidup dan alam semesta dari semua       sisi yang meliputi kesiapan menerima hidup dan alam semesta       sebagaimana adanya dan mencoba melihatnya dalam keseluruhan hubungan. (material)
Filsafat adalah suatu metode berfikir reflektif dan metode pencarian yang beralasan. Ini bukanlah metode filsafat yang ekslusif, tetapi merupakan metode berfikir yang akurat dan sangat berhati-hati terhadap segala pengalaman.
            Filsafat adalah kumpulan masalah. Dikatakan sebagai kumpulan masalah dikarenakan bahwa sejak dahulu sampai sekarang banyak masalah yang sangat mendasar, yang masih tetap tak terpecahkan, meskipun para Filsuf telah banyak mencoba memberi jawaban,
            Filsafat merupakan kumpulan teori-teori atau sistem-sistem pemikiran.[17] Filsafat berarti teori-teori filosofik yang beraneka ragam. Pemikiran yang biasanya dikaitkan oleh filsuf seperti : Socrates,Plato,Aristoteles, Agustinus, Spinoza, Berkeley, Kant san lain-lain. Mereka sangat berpengaruh bagi pemikiran sekarang. Mereka melahirkan teori Idealisme, realisme, Pragmatisme, Humanisme dan Materialisme.[18]
      8.       Mohammad Noor Syam
                  Berpendapat, ’Para ahli menerangkan bahwa objek filsafat itu dibedakan atas objek material atau objek materiil filsafat; segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, baik materiil konkret, psikis maupun nonmateriil abstrak, psikis. Termasuk pula pengertian abstrak-logis, konsepsional, spiritual, dan nilai-nilai. Dengan demikian, objek filsafat tidak terbatas’. [19]
      9.     Ir. Poedjawijatna
berpendapat, ’jadi, objek material filsafat ialah ada dan yang mungkin ada. Dapatkah dikatakan bahwa filsafat itu keseluruhan dari segala ilmu yang menyelidiki segala sesuatunya juga?’ Dapat dikatakan bahwa objek filsafat yang kami maksud adalah objek materialnya-sama dengan objek material dari ilmu seluruhnya. Akan tetapi, filsafat tetap filsafat dan bukan merupakan kumpulan atau keseluruhan ilmu’. [20]
10.H.A Dardiri
            Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan’. Kemudian, apakah gerangan segala sesuatu yang ada itu?
Segala sesuatu yang ada dapat dibagi dua, yaitu
      1.       ada yang bersifat umum, dan
      2.     ada yang bersifat khusus
Ilmu yang menyelidiki tentang hal ada pada umumnya disebut ontologi. Adapun ada yang bersifat khusus dibagi dua, yaitu ada yang mutlak, dan ada yang tidak mutlak. Ilmu yang menyelidiki alam disebut kosmologi dan ilmu yang menyelidiki manusia disebut antropologi metafisik. [21]
11. Menurut Endang Saefudin Anshori.
Adalah objek yang secara wujudnya dapat dijadikan bahan telaahan dalam berfikir. objek material filsafat adalah segala sesuatu yang berwujud, yang pada garis besarnya dapat dibagi atas tiga persoalan pokok yaitu :
  1. Hakekat Tuhan
  2. Hakekat Alam
  3. Hakekat manusia
Obyek material Filsafat ilmu yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, baik materi konkret, psisik, maupun yang material abstrak, psikis. Termasuk pula pengertian abstrak-logis, konsepsional, spiritual, nilai-nilai. Dengan demikian obyek filsafat tak terbatas, yakni segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Objek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang ada mencakup ada yang tampak dan ada yang tidak tampak. Objek material yang sama dapat dikaji oleh banyak ilmu lain. ada yang tampak adalah dunia empiris, sedangkan ada yang tidak tampak adalah alam metafisika. Sebagian filosof membagi objek material filsafat atas tiga bagian, yaitu yang ada dalam alam empiris, yang ada dalam pikiran dan yang ada dalam kemungkinan.[22]



KESIMPULAN :
            Objek material filsafat merupakan suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di pandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak.  Sedangkan Objek formal filsafat ilmu tidak terbatas pada apa yang mampu diindrawi saja, melainkan seluruh hakikat sesuatu baik yang nyata maupun yang abstrak.
Obyek material filsafat ilmu itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan objek formal filsafat ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. objek material mempelajari secara langsung pekerjaan akal dan mengevaluasi hasil-hasil dari objek formal ilmu itu dan mengujinya dengan realisasi praktis yang sebenarnya.  Sedangkan Obyek formal filsafat ilmu menyelidiki segala sesuatu itu guna mengerti sedalam dalamnya, atau mengerti obyek material itu secara hakiki, mengerti kodrat segala sesuatu itu secara mendalam (to know the nature of everything). Obyek formal inilah sudut pandangan yang membedakan watak filsafat dengan pengetahuan. Karena filsafat berusaha mengerti sesuatu sedalam dalamnya.
            Dengan mengetahui hakikat dari segala yang ada, maka sudah barangtentu jika perkembangan ilmu dapat dilakukan dengan pesat seiring dengan perkembangan zaman. dapat disimpulkan bahwa objek Materil filsafat adalah segala sesuatu yang terwujud secara nyata dalam sudut pandang dan kajian yang mendalam (radikal).
            Semoga dengan keberadaan makalah ini dapat memudahkan para pembaca untuk memahami objek kajian filsafat khususnya yang materil . karena memang sengaja kami bagi seperti ini agar dapat dipahami, sehingga dapat terwujud generasi filsuf modern yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA :
Tim Reviewer MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Filsafat (Surabaya:                      
                         UIN Sunan Ampel Press, 2014).
Salam Burhanudin , pengantar filsafat . Jakarta : Bumi Aksara, 1995. 46
https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat, diakses pada 18 November pukul 14.25
Rapar Jan Hendrik , Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, 1996. 14

Hanafi Ahmad, Pengantar Filsafat Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1990.30
TZ Lvine, From Socrates to startre: The Philosophic Quest (New York: Bantam
                  Books Inc. 1984)

Maksum Ali, Pengantar Filsafat : dari masa klasik hingga Postmodernisme                       
                   (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2009),
Suharsono Suparlan , sejarah pemikiran filsafat modern (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2005), hal. 46-47
Hadiwijono Harun , sari sejarah, op. Cit.: dan Ali Maksum, pengantar filsafat, op.       Cit.
Anshari Endang Syaifuddin, Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya: Bina Ilmu, 1979.79

Titus Smith, Nolan, Persoalan-persoalan Filsafat. Jakarta: Bulan Bintang, 1984. 11-15


[1]  https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat, diakses pada 18 November pukul 14.25
[2]  Burhanuddin salam , pengantar filsafat . Jakarta : Bumi Aksara, 1995. 46
[3]  Jan Hendrik Rapar, Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, 1996. 14
[4]  Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1990.30
[5]  TZ Lvine, From Socrates to startre: The Philosophic Quest (New York: Bantam Books Inc. 1984)
[6]  Ali Maksum, Pengantar Filsafat : dari masa klasik hingga Postmodernisme (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2009),
[7]  Poedjawidjanta, pembimbing ke arah alam filsafat (Jakarta : Rineka Cipta,1994), hal.28
[8]  Ahmad Syadali dan Mudzakir, Filsafat Umum (Bandung: Pustaka Setia,2004), hal. 67
[9]  Surajiyo, 2005. Ilmu Filsafat suatu pengantar, diterbitkan oleh PT Bumi Aksara: Jakarta
[10]  Tim Reviewer MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Filsafat (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2014).
[11]  Suparlan Suharsono, sejarah pemikiran filsafat modern (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2005), hal. 46-47.
[12]  Ali Maksum, pengantar Filsafat, op. Cit.,
[13]  Harun Hadiwijono, ibid.
[14]  http://elmasterquin.blogspot.in/2012/01/. Diakses pada 3 November 2016 pukul 15.58 WIB
[15]  Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat, 8
[17]  Endang Syaifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya: Bina Ilmu, 1979.79
[18]  Titus Smith, Nolan, Persoalan-persoalan Filsafat. Jakarta: Bulan Bintang, 1984. 11-15
      [19]  Mohammad Noor Syam, Pengantar Filsafat 1981, hlm. 1
[20]  Poedjawijatna, Pengantar Filsafat 1980, hlm.8
[21] H.A. Dardiri, pengantar filsafat 1986, hlm. 13-14
[22]  [22]  Tim Reviewer MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Filsafat (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2014).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Hak Asuh Anak dalam islam "Hadhanah"

5 LANGKAH JITU YANG HARUS DIAMBIL JOMBLO UNTUK SUKSES